Pemerintah Perkuat Gotong Royong dan Deteksi Dini, Jamin Stabilitas Keamanan Nataru 2025/2026
Jakarta, – Pemerintah Republik Indonesia telah memantapkan kesiapan operasi pengamanan terpadu menjelang periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026). Kesiapan ini didukung penuh oleh penguatan sinergi antara aparat dan masyarakat melalui prinsip gotong royong dan deteksi dini, guna menjamin stabilitas keamanan di seluruh wilayah.
Menurut Analis Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro, pola operasi pengamanan terpadu yang diterapkan oleh TNI dan Polri sudah berjalan bertahun-tahun dan dinilai memadai. Operasi ini mencakup pengamanan intensif di tempat beribadah, pusat keramaian, dan jalur transportasi utama.
“Penggalangan masyarakat telah dilakukan dalam rangka memperkuat deteksi dini, cegah dini, dan lain sebagainya. Dapat dilihat tingkat kesiapan sudah memadai untuk menjaga stabilitas keamanan selama momentum persiapan libur Nataru 2025/2026,” kata Ngasiman.
Meskipun kesiapan umum sudah matang, Pemerintah mengakui adanya sejumlah tantangan di daerah, terutama akibat musibah bencana di Pulau Sumatera (Sumut, Aceh, dan Sumbar). Tantangan ini berdampak pada kelancaran logistik dan koordinasi di lapangan.
“Kerusakan pada berbagai objek vital yang berfungsi sebagai pusat koordinasi dan informasi telah menghambat penyaluran logistik, karena terputusnya alur informasi serta terbatasnya akses transportasi dan komunikasi”, Jelasnya.
Oleh karena itu, Pemerintah menjadikan kondisi di Sumatera dan Aceh sebagai fokus utama dalam satu minggu terakhir untuk mendorong langkah percepatan penanganan. Seluruh potensi lembaga dan kementerian telah dikerahkan guna melakukan tindakan cepat, memastikan tidak terjadi kembali situasi mendadak yang dapat mengganggu arus pergerakan masyarakat.
Terkait risiko yang mungkin muncul selama Nataru, Ngasiman mengidentifikasi bahwa gangguan yang bersifat kecil berpotensi memicu kepanikan dan mengganggu mobilitas masyarakat. Selain itu, cuaca ekstrem menjadi perhatian serius.
Cuaca ekstrem berpotensi menghambat distribusi pangan dan memutus jalur logistik, yang dapat menimbulkan kerawanan berupa kelangkaan bahan pangan dan lonjakan harga, terutama di wilayah yang rawan banjir atau longsor sehingga akses menuju pasar terganggu.
Untuk menghadapi potensi ini, Pemerintah memperkuat gotong royong antara aparat dan masyarakat. Deteksi dini ditingkatkan hingga pada tingkat paling bawah, termasuk RT dan RW. Aparat pemerintah, organisasi masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan dilibatkan untuk membangun kebersamaan dan meningkatkan kewaspadaan.
Langkah cepat berupa deteksi dini dan komunikasi yang efektif harus segera dilakukan ketika masyarakat melakukan perjalanan dan mengalami kelelahan atau muncul situasi yang tidak diinginkan, agar kejadian-kejadian yang pernah terjadi sebelumnya dapat dicegah.
Secara keseluruhan, Pemerintah terus menyusun rencana operasi pengamanan nasional Nataru 2025/2026. Upaya ini ditujukan untuk memastikan perayaan, arus mudik, dan arus balik berlangsung aman, sekaligus mempererat kerukunan berbangsa dan bernegara, serta menjamin proses pembangunan nasional dapat berjalan tanpa gangguan.
—
