Warisan Diplomasi Pertahanan Presiden Prabowo Subianto: Meningkatkan Stabilitas dan Kerja Sama Internasional
Oleh: Shirin Harmoni*
Presiden Prabowo Subianto telah meninggalkan jejak penting dalam sejarah diplomasi pertahanan Indonesia selama masa jabatannya sebagai Menteri Pertahanan. Melalui peran sentralnya, Prabowo tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di kancah regional dan internasional, tetapi juga memajukan agenda pertahanan nasional dengan mengedepankan kerja sama, modernisasi, serta pengembangan industri pertahanan dalam negeri.
Dalam ranah diplomasi pertahanan, salah satu capaian monumental Prabowo adalah ketika ia memimpin rangkaian kegiatan ASEAN Defence Minister’s Meeting (ADMM) tahun 2023. Sebagai Ketua ADMM, Prabowo berhasil menyelenggarakan pertemuan ke-17 ADMM dan ADMM Plus ke-10 yang menghasilkan berbagai kesepakatan penting. Melalui forum ini, Indonesia, di bawah kepemimpinan Prabowo, menginisiasi sejumlah dokumen seperti Jakarta Joint Declaration of the ADMM for Peace, Prosperity and Security serta Concept Paper on the Implementation of ASEAN Outlook on the Indo-Pacific from a Defence Perspective. Dokumen-dokumen ini tidak hanya memperkuat kerangka kerja sama pertahanan regional, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam memainkan peran kepemimpinan strategis di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, Prabowo turut menunjukkan keprihatinannya terhadap konflik internasional, seperti yang tercermin dalam Chairman’s Statement of the ASEAN Defence Ministers’ Meeting on the Situation in the Middle East. Pernyataan tersebut merupakan wujud kepedulian Indonesia terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi dalam konflik Israel-Palestina, sebuah langkah yang memperkuat posisi diplomatik Indonesia sebagai negara yang mendorong perdamaian dan keamanan global. Di tingkat bilateral, Prabowo juga berperan penting dalam mempererat hubungan pertahanan antara Indonesia dan Malaysia melalui Sidang ke-43 General Border Committee (GBC) Malindo. Kerja sama ini mencakup berbagai inisiatif untuk menjaga stabilitas di wilayah perbatasan kedua negara, yang merupakan bukti nyata dari upaya memperkuat hubungan lintas sektor dalam bidang pertahanan.
Pencapaian Prabowo dalam diplomasi pertahanan juga terlihat melalui kehadirannya dalam berbagai forum internasional bergengsi, seperti International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue, Manama Dialogue, dan Riyadh Defense Forum. Dalam forum-forum tersebut, Prabowo tidak hanya menyampaikan pandangan strategisnya mengenai isu-isu keamanan global, tetapi juga memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain, yang berdampak langsung pada posisi Indonesia sebagai mitra strategis di kancah global. Melalui kunjungan diplomatik ke berbagai negara, Prabowo memperkuat hubungan pertahanan Indonesia dengan negara-negara sahabat, sebuah warisan yang akan terus memberikan manfaat bagi diplomasi pertahanan Indonesia di masa depan.
Pengamat birokrasi, Varhan Abdul Aziz, mengatakan bahwa kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan telah meningkatkan stabilitas Indonesia dari ancaman eksternal. Menurutnya, masyarakat Indonesia dapat melihat secara langsung bagaimana Prabowo menunjukkan kinerja maksimal dalam menjaga stabilitas negara di tengah tantangan global. Varhan menyebutkan bahwa salah satu parameter kinerja Prabowo yang paling jelas adalah terjaminnya ketenangan dan keamanan Indonesia dari berbagai ancaman gangguan dan tantangan (AGHT) dari luar negeri. Dalam masa jabatannya, Prabowo mampu menjaga hubungan baik dengan negara lain, sehingga tidak ada konflik internasional yang berdampak pada kehidupan rakyat Indonesia.
Selain itu, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengapresiasi dedikasi Prabowo dalam memperkuat kerja sama pertahanan internasional dan memastikan keamanan Indonesia. Menurutnya, Prabowo layak mendapatkan penghargaan tertinggi di bidang militer berkat kontribusinya yang luar biasa dalam diplomasi dan keamanan pertahanan. Khairul menyoroti keberhasilan Prabowo dalam membangun reputasi internasional Indonesia di forum-forum strategis, serta upayanya dalam memperkuat aliansi pertahanan dengan negara-negara sahabat.
Di dalam negeri, Prabowo juga memberikan perhatian besar terhadap pengembangan industri pertahanan nasional. Ia mendorong percepatan pembangunan industri pertahanan dalam negeri dengan memprioritaskan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang diproduksi oleh industri lokal seperti PTDI, PT PAL, PT Pindad, dan PT LEN. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Prabowo untuk memastikan Indonesia memiliki industri pertahanan yang mandiri dan berdaya saing global. Selain itu, di bawah kepemimpinannya, Kementerian Pertahanan berhasil mencapai peringkat kedua dalam belanja Produk Dalam Negeri (PDN) tingkat nasional, menunjukkan komitmen kuat Prabowo dalam mendukung perekonomian lokal melalui industri pertahanan.
Prabowo juga berhasil melakukan modernisasi alutsista TNI yang meliputi berbagai pengadaan penting bagi TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Dari pengadaan kendaraan tempur hingga pesawat tempur modern, Prabowo memastikan bahwa TNI dilengkapi dengan peralatan militer yang mutakhir untuk menghadapi tantangan keamanan di masa depan. Langkah ini menunjukkan visi jangka panjangnya dalam membangun pertahanan yang kuat dan modern, yang mampu menjaga kedaulatan Indonesia dari berbagai ancaman.
Tidak hanya itu, Prabowo juga memberikan perhatian besar terhadap pengembangan sumber daya manusia di bidang pertahanan. Salah satu inisiatifnya adalah pembentukan Komponen Cadangan (Komcad) yang bertujuan untuk memperkuat matra darat, laut, dan udara dengan melibatkan masyarakat dalam pertahanan negara. Selain itu, Prabowo juga meresmikan sejumlah fakultas baru di Universitas Pertahanan RI, serta mendirikan kampus baru di Nusa Tenggara Timur untuk mendukung pendidikan di bidang pertahanan.
Pembangunan sistem pendidikan dan pengembangan SDM ini merupakan bagian dari warisan penting Prabowo dalam memastikan bahwa Indonesia memiliki generasi yang siap menghadapi tantangan di bidang pertahanan. Melalui pendirian sekolah-sekolah taruna dan universitas yang fokus pada pertahanan, Prabowo telah meletakkan dasar bagi lahirnya pemimpin-pemimpin masa depan di sektor keamanan dan pertahanan.
Warisan diplomasi pertahanan Prabowo Subianto selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan akan terus dikenang sebagai bagian dari upayanya untuk memperkuat Indonesia, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Keberhasilannya dalam memimpin diplomasi pertahanan regional, memperkuat hubungan internasional, dan membangun industri pertahanan nasional yang mandiri merupakan kontribusi yang sangat berarti bagi ketahanan dan keamanan Indonesia.
*Penulis merupakan mahasiswi Fakultas Strategi Pertahanan